" Raffi ayo mandi sudah sore !" kata bunda.
" iya bunda sebentar lagi ." sahut raffi.
" dari tadi sebentar terus , ayo ah sudah sore . Nanti ayah keburu pulang." kata bunda.
"iya bunda , sebentar lagi deh, aku lagi tanggung nih nonton film kartunnya." sahut Raffi.
Dan akhirnya benar, setelah selesai nonoton film kartun , Raffi tertidur pulas dan belum mandi hingga ayah pulang dari kantor.Rafii pun akhirnya mandi terlalu malam, karena tidak terbiasa esok harinya Raffi terkena flu dan batuk.
Kenapa sih anak suka sekali menawar jika diminta melakukan sesuatu?? terutama jika ia sedang melakukan hal yang ia sukai misalnya nonton film , nonton tv dan bermain?
Terus apa solusinya jika anak seperti ini???
Ayah bunda yang baik hati, ada du ahal yang bisa kita lihat dari kejadian tadi.
Yang pertama : anak ayah bunda adalah seorang negosiatoryang ulung. Kelak jika menjadi pebisnis maka ia akan sangat pandai sekali melakukan negosiasi atau tawar menawar.
Yang kedua : Hal itu menunjukkan bahwa ayah bunda belum mempunyai aturan negosiasi yang jelas untuk anak .
Menghadapi anak yang pandai negosiasi seperti ini , kita tidak boleh terpancing emosi dan memarahinya, melainkan kita harus mempersiapkan perkataan yang matang sebelum bicara dengannya. Misal, ayah bunda ingin sang anak berhenti menonton film, maka ayah bunda harus menyiapkan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya. Jangan lantas menggunakan kata yang sifatnya menekan " SEKARANG " karena sudah pasti sang anak akan memberikan perlawanan kepada ayah bunda. Jadi jika ayah bunda ingin 15 menit lagi anak mandi, coba katakan padanya : " kamu mau mandi 5 menit dari sekarang atau 10 menit lagi ? ".
Pasti si anak akan mencari waktu yang terlama dan kalu bisa ditambah larti ayah bunda beragi waktunya.jika anak menjawab 10 menit berarti ayah bunda beruntung, tetapi jika anak menawar 15 menit itu artinya sesuai dari rencana yang kita harapkan.
Lalu katakan : ' oke... 15 menit dari sekarang ya, jika melanggar kamu pilih konsekuensinya apa?
apakah VCD nya di simpan dan tidak boleh nonton sampai minggu depan atau besuk dikurangi uang sakunya atau selama 3 hari tidak main game ?".
Nah ini yang disebut mengikat perjanjian dengan konsekuensi.Jadi jika memang terjadi pelanggaran maka ayah bunda tidak perlu berteriak teriak lagi. Tinggal laksanakan saja dengan tegas tanpa kompromi. Jika anak melakukan perlawanan dan mengancam tidak mau membuat PR misalnya, maka kembali ikat lagi dia dengan konsekuensi. " Jika PR tidak di kerjakan maka kamu akan mendapat konsekuensi tambahan. silakan pilih mau konsekuensi a, b, atau c ". begitu terus.
Ini adlah cara yang cukup efektif dan sekaligus mengajari anak bahwa hidup ini ada batas batasnya dan ada resiko jika kita melanggar ketentuan dan batas tersebut.Dengan cara ini di harapkan sang anak perlahan lahan juga belajar tentang tanggung jawab.
Jangan khawatir jika pertama anak melakukan perlawanan karena selama ini dia belum terbiasa dengan aturan yang mempunyai konsekuensi. Ditambah lagi dia melihat orangtuanya tidak konsisten dan mudah lupa akan janji janjinay sendiri. Jadi kuncinya adalah TEGAS DAN KONSISTEN MELAKSANAKANNYA TANPA KOMPROMI.
Ini penting agar anak belajar bahwa orangtuanya bisa dipercaya dan serius menjalankannya. Dengan demikian perilaku sang anak akan berubah sesuai harapan ayah dan bunda.
Hal ini bisa berlaku untuk semua hal yang menjadi rutinitas di rumah, seperti menonton TV, mengunakan telepon, bermain komputer, bermain game, bahkan bermain bersama temannya.
Selamat mencoba dan belajar untuk menjadi orangtua yang tegas dan konsisten.
Baca Juga :
Bagaimana dengan anda? apakah artikel ini membantu? jika ya anda bisa share ke media sosial anda. terimakasih semoga bermanfaat.